Keberadaan empat gunung di Minahasa tak
lepas dari cerita seorang
tokoh bernama Warereh yang memotong jalan
menuju langit. Namun dibalik
legenda keberadaan Gunung Lokon, Klabat,
Soputan dan Manado Tua, ada
cerita menarik tentang gunung besar di Tanah
Malesung ini. Sehingga,
Lokon dan Soputan hanyalah anak gunung yang
berada di pinggiran
Kalderanya.
Syahdan, jaman dahulu kala, manusia yang
berada di Bumi dengan para
dewa di Langit masih bisa berhubungan.
Gunung Lokon dan Soputan
menjadi jalan manusia menuju Langit, begitu
juga para dewa ketika akan
turun ke Bumi. Namun demikian, manusia dan
dewa masih terdapat batas.
Tak bisa seenaknya manusia bermain ke
Langit.
Tersebutlah seorang manusia bernama Warereh.
Rasa ingin tahu membuat
Warereh kelihatan nakal. Para dewa merasa
jengah ketika Warereh terus
menerus mengintip kehidupan mereka di atas
langit.
Mereka merasa ruang pribadi telah diganggu
oleh seorang manusia yang
tak tahu diadat.
Akhirnya Warereh diburu oleh para dewa.
Sebaliknya, Warereh pun
menjadi marah. Warereh memotong bagian atas
Gunung Lokon dengan pedang
yang sangat besar. Bagian atas tersebut dia
simpan di daerah Tonsea
sehingga muncullah Gunung Klabat. Dia juga
memotong Gunung Soputan dan
melemparkan bagian terpotong tersebut ke
lauatan di Wenang sehingga
munculan Manado Tua.
Sepenggal kisah tersebut dicatat oleh
Pendeta N Graafland yang
melakukan tugas pekabaran Injil di Minahasa
pada tahun 1850-an.
Legenda tersebut tumbuh di masyarakat
Minahasa pada saat itu. Namun
kini, semakin jarang 'keturunan
Toar-Lumimuut' mengisahkan hal
tersebut.
Dibalik cerita tersebut, ternyata di
Minahasa tersebut terdapat sebuah
gunung yang besar. Hal tersebut diungkapkan
oleh Ketua Pos Pengamatan
Gunung Lokon, Farid Ruskanda Bina saat
dijumpai Tribun Manado di ruang
kerjanya yang berada di Kelurahan
Kakasakasen, belum lama ini.
Farid menunjukkan citra satelit wilayah
Sulawesi Utara. Dari foto
tersebut tampak jelas kontur sebuah gunung
yang hampir meliputi
wilayah Minahasa keseluruhan. "Kami
menyebut gunung tersebut dengan
nama Gunung Tondano," ujar Farid.
Gunung tersebut sudah tidak aktif lagi.
Namun, kata Farid, ribuan atau
puluhan ribuan tahun yang lalu, gunung
tersebut beberapa kali meletus
dengan kekuatan yang besar. "Sisa
letusan yang terjadi ribuan tahun
yang silam dapat dilihat jelas di daerah
Pantai Bentenan. Di situ
banyak bebatuan besar yang hasil letusan.
Warnan yang berbeda jelas
antara krem tua dan lebih muda menunjukkan
ledakan yang berbeda,"
jelas dia.
Ledakan tersebut dipastikan menghasilkan
kaldera yang sangat besar.
Danau Tondano yang sangat luas tersebut
hanyalah bagian kecilnya saja.
Farid pun mengungkapkan, ternyata Gunung
Soputan, Lokon, Manimporok
atau Mahawu kemungkinan hanyalah berada di
rim atau pinggiran kaldera
tersebut. Sementara Gunung Klabat bukan
bagian dari Gunung Tondano
tersebut.
Dengan demikian, beberapa daerah di Minahasa
seperti Kota Tomohon dan
Tondano ternyata berada di sekitar Kaldera
Gunung Tondano.
Entah, apakah ada hubungan antara Gunung
Tandano dan legenda Warereh.
Sehingga orang jaman dulu, menganggap Gunung
Lokon dan Soputan
merupakan tangga menuju Langit lantaran
keberdaaan gunung yang tinggi
tersebut.
4 komentar:
Farid Ruskanda Bina...Tape papa pe tamang..
Mantap (y)
Cerita sejarah ini sedang saya pelajari untuk menciptakan satu tarian/ drama tari(sendratari) berdasarkan cerita/ legenda gunung lokon dan maawu, soputan dan tondano
Penasaran....
Posting Komentar