Senin, 18 Maret 2013

Cerita jaman Dulu , Sejarah Gunung Lokon di TOMOHON




Keberadaan empat gunung di Minahasa tak lepas dari cerita seorang
tokoh bernama Warereh yang memotong jalan menuju langit. Namun dibalik
legenda keberadaan Gunung Lokon, Klabat, Soputan dan Manado Tua, ada
cerita menarik tentang gunung besar di Tanah Malesung ini. Sehingga,
Lokon dan Soputan hanyalah anak gunung yang berada di pinggiran
Kalderanya.

Syahdan, jaman dahulu kala, manusia yang berada di Bumi dengan para
dewa di Langit masih bisa berhubungan. Gunung Lokon dan Soputan
menjadi jalan manusia menuju Langit, begitu juga para dewa ketika akan
turun ke Bumi. Namun demikian, manusia dan dewa masih terdapat batas.
Tak bisa seenaknya manusia bermain ke Langit.

Tersebutlah seorang manusia bernama Warereh. Rasa ingin tahu membuat
Warereh kelihatan nakal. Para dewa merasa jengah ketika Warereh terus
menerus mengintip kehidupan mereka di atas langit.
Mereka merasa ruang pribadi telah diganggu oleh seorang manusia yang
tak tahu diadat.


Akhirnya Warereh diburu oleh para dewa. Sebaliknya, Warereh pun
menjadi marah. Warereh memotong bagian atas Gunung Lokon dengan pedang
yang sangat besar. Bagian atas tersebut dia simpan di daerah Tonsea
sehingga muncullah Gunung Klabat. Dia juga memotong Gunung Soputan dan
melemparkan bagian terpotong tersebut ke lauatan di Wenang sehingga
munculan Manado Tua.


Sepenggal kisah tersebut dicatat oleh Pendeta N Graafland yang
melakukan tugas pekabaran Injil di Minahasa pada tahun 1850-an.
Legenda tersebut tumbuh di masyarakat Minahasa pada saat itu. Namun
kini, semakin jarang 'keturunan Toar-Lumimuut' mengisahkan hal
tersebut.


Dibalik cerita tersebut, ternyata di Minahasa tersebut terdapat sebuah
gunung yang besar. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pos Pengamatan
Gunung Lokon, Farid Ruskanda Bina saat dijumpai Tribun Manado di ruang
kerjanya yang berada di Kelurahan Kakasakasen, belum lama ini.
Farid menunjukkan citra satelit wilayah Sulawesi Utara. Dari foto
tersebut tampak jelas kontur sebuah gunung yang hampir meliputi
wilayah Minahasa keseluruhan. "Kami menyebut gunung tersebut dengan
nama Gunung Tondano," ujar Farid.


Gunung tersebut sudah tidak aktif lagi. Namun, kata Farid, ribuan atau
puluhan ribuan tahun yang lalu, gunung tersebut beberapa kali meletus
dengan kekuatan yang besar. "Sisa letusan yang terjadi ribuan tahun
yang silam dapat dilihat jelas di daerah Pantai Bentenan. Di situ
banyak bebatuan besar yang hasil letusan. Warnan yang berbeda jelas
antara krem tua dan lebih muda menunjukkan ledakan yang berbeda,"
jelas dia.


Ledakan tersebut dipastikan menghasilkan kaldera yang sangat besar.
Danau Tondano yang sangat luas tersebut hanyalah bagian kecilnya saja.
Farid pun mengungkapkan, ternyata Gunung Soputan, Lokon, Manimporok
atau Mahawu kemungkinan hanyalah berada di rim atau pinggiran kaldera
tersebut. Sementara Gunung Klabat bukan bagian dari Gunung Tondano
tersebut.

Dengan demikian, beberapa daerah di Minahasa seperti Kota Tomohon dan
Tondano ternyata berada di sekitar Kaldera Gunung Tondano.
Entah, apakah ada hubungan antara Gunung Tandano dan legenda Warereh.
Sehingga orang jaman dulu, menganggap Gunung Lokon dan Soputan
merupakan tangga menuju Langit lantaran keberdaaan gunung yang tinggi
tersebut.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Farid Ruskanda Bina...Tape papa pe tamang..

Unknown mengatakan...

Mantap (y)

Unknown mengatakan...

Cerita sejarah ini sedang saya pelajari untuk menciptakan satu tarian/ drama tari(sendratari) berdasarkan cerita/ legenda gunung lokon dan maawu, soputan dan tondano

Unknown mengatakan...

Penasaran....

Posting Komentar